

Sejak bertemu denganmu, Tuan, aku tak
meminta banyak hal selain bisa terus
dekat denganmu, meskipun harus jadi
bayangan ataupun angin yang
menyentuh rambut tebalmu. Aku bukan
perempuan yang pandai menceritakan
perasaanku padamu karena saat bertemu
denganmu, aku layaknya patung yang
tidak bisa menggerakan seluruh organ
tubuhku, entah mengapa; kamu selalu
tampak memesona meskipun
kaumungkin tidak menyadari bahwa
gadis ini telah mencintaimu dengan
sangat berani.
Sungguh, Tuan, aku hanyalah
perempuan yang takut kegelapan.
Sementara dirimu adalah cahaya di
ujung terowongan, yang sulit kugapai
karena merasa kamu terlalu jauh. Kita
pernah begitu dekat, namun kedekatan
yang kupikir akan berlanjut itu berakhir
seperti asap rokokmu, yang mengepul di
udara, menghilang tanpa jejak, bergegas
pergi tanpa pamit. Sosokmu adalah asap
rokokmu yang hanya sesaat terlihat, lalu
pergi tak membekas.
Sudah tiga setengah tahun, dan aku
masih sangat mencintaimu, sedalam
dulu, ketika pertama kali; kausebut
namamu.
Aku Rindu Tolongg:"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar